Dahulu karawang di juluki kota padi, namun kini seiring dengan berkembangnya kawasan tersebut menjadi kota industri, bahkan dikatakan bahwa karawang merupakan pusat kota industri se Asia Tenggara. Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya kawasan-kawasan industri yang ada di kabupaten Karawang.
Rencana pemerintah yang akan segera membangun Pelabuhan dan bandara di Karawang pun seakan menjadi magnet untuk para investor dalam dan luar negeri untuk menanamkan modalnya. Bahkan karawang juga merupakan salah satu Kota yang akan dilewati dan disinggahi oleh Kereta Cepat "Shinkasen" atau kereta peluru yang kini proyeknya sudah dimulai sejak ahir tahun 2015.
Dalam satu dasa warsa terakhir ini industri di Karawang Barat maju pesat seiring besarnya penanaman modal asing (PMA) dan penanam modal dalam negeri (PMDN) akan menambah maraknya kasawan industri,
Saat ini diperkirakan tiga miliar dolar AS penanaman modal asing (PMA) serta Rp3 triliun penanam modal dalam negeri (PMDN) akan menambah maraknya kawasan industri,
Prediksi, pertumbuhan di Karawang akan melampaui Bogor dan Bandung karena ada kecenderungan investasi akan terus bertambah. Pabrik-pabrik di Karawang Barat sampai saat ini sudah menyerap lebih dari 500.000 tenaga kerja.
Pesatnya perkembangan industri di Karawang Barat, dikemukakannya, juga meningkatkan harga jual tanah yang semula hanya Rp1 juta hingga Rp2 juta per meter naik menjadi Rp5 juta hingga Rp12 juta per meter tergantung lokasi.
Karawang Barat merupakan segitiga emasnya Karawang, wajar jika harga tanahnya melambung karena letaknya strategis dekat kawasan industri,
Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana mengatakan Karawang merupakan kota kedua terbesar dalam penanaman modal di Jawa Barat, setelah Bekasi.
Karawang sekarang berbeda dengan 10 tahun lalu. Sekarang alih fungsi lahan persawahan menjadi industri.
Ia mengemukakan, sekira 500.000 orang yang bekerja membutuhkan tempat tinggal tanpa harus merusak lahan persawahan di Karawang.
"Kami tetap berkomitmen lahan teknis seluas 87 hektare untuk persawahan akan dijaga. Untuk itu pemerintah akan mendukung pembangunan hunian vertikal supaya lahan pertaniannya tidak habis, tentunya dengan aturan yang berlaku," demikian Cellica.